Latest Games :

Fungsi Orang Tua Dalam Transmisi Nilai

Jumat, 25 Mei 2012 | 0 komentar

FUNGSI ORANGTUA DALAM TRANSMISI NILAI PADA ANAK
Orang tua adalah unsur utama terbentuknya keluarga, yang terdiri dari seorang ayah dan ibu, yang telah berkomitmen untuk menjalankan kehidupan bersama dengan ikatan pernikahan yang sah baik secara agama maupun negara. Orang tua memiliki tanggungjawab yang sangat besar dalam pembinaan keluarga termasuk pentranferan nilai-nilai kepada anak-anak mereka.
Setiap orang tua dalam menjalani kehidupan berumah tangga tentunya memiliki tugas dan peran yang sangat penting, ada pun tugas dan peran orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai berikut.
(1). Melahirkan,
(2). Mengasuh,
(3). Membesarkan,
(4). Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma-norma dan nilai- nilai yang berlaku.
Disamping itu juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai bakat dan kecenderungan masing-masing adalah karunia yang sangat berharga, yang digambarkan sebagai perhiasan dunia
Transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima, sehingga apa yang akan di transfer atau di teruskan dapat diteruskan dengan baik. Walaupun dalam hal pentransmisian ini terkadang terjadi selip, yang mungkin terjadi karna komponen yang tidak singkron kalau dalam keluarga yaitu anggota keluarga yang tidak terlalu support. Ataupun dapat terjadi karna cara pemindahan yang terlalu keras sehingga menyebabkan ketidak singkronan dan pertransferan tidak berjalan dngn baik. Oleh karna itu dalam upaya pentransferan tersebut harus dilakukan dengan sebaik dan sebisa mungkin harus dengan perasaan agar apa yang akan di transfer dapat sampai dengan baik.
Nilai adalah sesuatu hal yang berharga di tinjau dari berbagai aspek yang sangat di inginkan oleh manusia yang sudah barang tentu hal tersebut baik. Sehingga nilai dapat di artikan sebaigai kebaikan-kebaikan yang di lakukan seseorang baik dalam sikap, moral, dan perbuatan.
Dengan demikian “Fungsi Orang tua Dalam Transmisi Nilai Pada Anak” dalam hal ini di artikan sebagai peran orang tua sebagai transmisi, penggerak atau perantara penyampaian nilai-nilai kebajikan yag telah terinternalisasi pada orang tua. Bagaimana caranya melalui orang tua penyampaian atau pentransferan nilai-nilai tersebut tersampaikan dengan baik. Agar anak dapat menginternalisasi nilai kebajikan yang di transfer dalam dirinya sehingga dapat membentuk karakter yang berbudi luhur.
Didalam sebuah keluarga pembinaan dan pentransferan nilai-nilai pada anak dapat dilakukan. Kana keluarga adalah tempat pertama yang di jumpai oleh anak semenjak ia dalam kandungan. Disitu karakter dan kepribadian seorang anak terbentuk, dimana pembentukan tersebut tak terlepas dari nilai-nilai yang di transfer oleh orang tuanya. Sehingga bagaimanapun nantinya karakter dan kepribadian seorang anak itu tergantung dari orang tuaya karna kalau dianalogikan seorang anak itu seperti kanfas dan orang tua itu pelukis, dan didikan orangtua adalah guratan yang di buat orangtua di kanfas. Jadi apapun yang dilukiskan orang tua mereka itulan jadinya anak itu kelak.
Peran orang tua mempunyai posisi penting terhadap pembentukan anak, seperti pembentukan karakter, sikap, pengetahuan, penalaran dan sebagainya. Keluarga sebagai ajang sosialisasi dan mempunyai kedudukan multifungsional sehingga proses pendidikan keluarga sangat berpengaruh bagi anak. Setiap interaksi dengan anak merupakan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai terutama nilai agama karena nilai agama ini merupakan dasar bagi anak dalam bersikap untuk menjalani kehidupannya dimasa yang akan datang.
Adapun fungsi keluarga yang juga mencakup fungsi orang tua terdiri dari:
a). Fungsi Sosialisasi Anak.
Fungsi dan peran orang tua dalam mendidik anaknya tidak saja mencakup pengembangan pribadi, agar menjadi pribadi yang mantap tetapi meliputi pula mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Sehubungan dengan itu perlu dilaksanakan fungsi sosialisasi anak. Melaksanakan fungsi sosialisasi itu berarti orang tua memiliki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial, dan membutuhkan fasilitas yang memadai.
Melalui fungsi ini, keluarga berusaha mempersiapkan bekal selengkap-lengkapnya kepada anak dengan memperkenalkan pola tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan dijalankan oleh mereka. Dengan demikian, sosialisasi berarti melakukan proses pembelajaran terhadap seorang anak.
b). Fungsi Afeksi
Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih sayang atau rasa cinta. Pandangan psikiatrik mengatakan bahwa penyebab utama gangguan emosional, perilaku dan bahkan kesehatan fisik adalah ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan dan hubungan kasih syang dalam suatu lingkungan yang intim. Banyak fakta menunjukan bahwa kebutuhan persahabatan dan keintiman sangat penting bagi anak. Data-data menunjukan bahwa kenakalan anak serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang tidak mendapatkan perhatian atau merasakan kasih sayang.
c). Fungsi Edukatif
Pelaksanaan fungsi edukatif keluarga merupakan salah satu tanggung jawab yang dipikul oleh orang tua. Sebagai salah satu unsur pendidikan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan sorang anak mulai dari bayi, belajar jalan, hingga mampu berjalan. Orang tua harus mengetahui tentang pentingnya pertumbuhan, perkembangan dan masa depan seorang anak secara keseluruhan. Ditangan orang tuanyalah masalah-masalah yang menyangkut anak, apakah dia akan tumbuh menjadi orang yang suka merusak dan menyeleweng atau ia akan tumbuh menjadi orang baik.
d). Fungsi Religius
Dalam masyarakat Indonesia dewasa ini fungsi di keluarga semakin berkembang, diantaranya fungsi keagamaan yang mendorong dikembangkannya keluarga dan seluruh anggotanya menjadi insan-insan agama yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Orang tua mempunyai kewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lainnya kepada kehidupan beragama. Soelaeman (1987) memberikan penjelasan bahwa untuk melaksanakan Fungsi dan peran ini, orang tua sebagai tokoh inti dalam keluarga itu harus terlebih dahulu menciptakan iklim yang religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati oleh seluruh anggotanya.
Model pendidikan agama dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1) Cara hidup yang sungguh-sungguh dengan menampilkan penghayatan dan perilaku keagamaan dalam keluarga.
2) Menampilkan aspek fisik berupa sarana ibadah dalam keluarga.
3) Aspek sosial berupa hubungan sosial antara anggota keluarga dan lembaga-lembaga keagamaan.
Pendidikan agama dalam keluarga, tidak saja bisa dijalankan dalam keluarga, menawarkan pendidikan agama, seperti pesantren, tempat pengajian, majelis taklim, dan sebagainya.
e). Fungsi Protektif
Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para anggotanya. Fungsi ini bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar dari hal-hal yang negatif. Dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan perlindungan fisik, ekonomis, dan psikologis bagi seluruh anggotanya.
Soelaeman (1987) memberikan gambaran pelaksanaan fungsi lingkungan, yaitu dengan cara melarang atau menghindarkan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi atau membatasi perbuatan anak dalam hal-hal tertentu menganjurkan atau menyuruh mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diharapkan mengajak bekerja sama dan saling membantu, memberikan contoh dan tauladan dalam hal-hal yang diharapkan.
f). Fungsi Rekreatif
Fungsi ini bertujuan untuk memberikan suasana yang sangat gembira dalam lingkungan. Fungsi rekreatif dijalankan untuk mencari hiburan. Dewasa ini, tempat hiburan banyak berkembang diluar rumah karena berbagai fasilitas dan aktivitas rekreasi berkembang dengan pesatnya. Media TV termasuk dalam keluarga sebagai sarana hiburan bagi anggota keluarga.
g). Fungsi Ekonomis
Fungsi ekonomis. Meliputi; pencarian nafkah, perencanaan serta pembelajarannya. Keadaan ekonomi sekeluarga mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri. Orang tua harus dapat mendidik anaknya agar dapat memberikan penghargaan yang tepat terhadap uang dan pencariannya, disertai pula pengertian kedudukan ekonomi keluarga secara nyata, bila tahap perkembangan anak telah memungkinkan.
h). Fungsi Penemuan Status
Dalam sebuah keluarga, seseorang menerima serangkaian status berdasarkan umur, urutan kelahiran, dan sebagainya. Status/kedudukan ialah suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok atau posisi kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lainnya. Status tidak bisa dipisahkan dari peran. Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai status.
Pola Bimbingan Orang Tua Pada Anak Selain bimbingan disekolah, bimbingan dirumah sangat penting, karena anak lebih banyak menghabiskan waktunya dilingkungan keluarga. Untuk itu keluarga dituntut untuk dapat menerapkan pendidikan keimanan guna sebagai pegangan anak di masa depan.
Menurut Shochib,menyebutkan ada delapan yang perlu dilakukan orang tua dalam membimbing anaknya;
1.Perilaku yang patut dicontoh
Artinya, setiap perilakunya tidak sekedar bersifat mekanik, tetapi harus didasarkan pada kesadaran bahwa perilakunya akan dijadikan lahan peniruan dan identifikasi bagi anak-anaknya. Oleh karena itu pengaktualisasiannya harus senantiasa dirujukan pada ketaatan pada nilai-nilai moral. Sehingga apa yang di internalisasi anak pada saat meniru dan mengidentiikasi prilaku orangtua, yang di tiru oleh anak adalah nilai–nilai moral yang baik pula.
2.Kesadaran diri
Hal ini juga harus ditularkan pada anak-anaknya dengan mendorong mereka agar mampu melakukan observasi diri melalui komunikasi dialogis, baik secara verbal maupun nonverbal tentang prilaku yang taat moral. Karena dengan komunikasi yang dialogis akan menjembatani kesenjangan dan tujuan diantara dirinya dan anak-anaknya.
3.Komunikasi
Dialogis yang terjadi antara orang tua dan anak-anaknya, terutama yang berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk memecahkan permasalan, berkenaan dengan nilai-nilai moral. Dengan perkataan lain orang tua telah mampu melakukan kontrol terhadap perilaku-perilaku anak-anaknya agar tetap memiliki dan meningkatkan nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku.
4. Menyuburkan ketaatan anak-anak terhadap nilai-nilai moral.
Upaya selanjutnya untuk menyuburkan ketaatan anak-anak terhadap nilai-nilai moral data diaktualisasikan dalam menata lingkungan fisik yang disebut momen fisik. Dalam hal ini data mendukung terciptanya iklim yang mengundang anak berdialog terhadap nilai-nilai moral yang dikemasnya. Misalnya adanya hiasan dinding, mushola, lemari atau rak-rak buku yang berisi buku agama yang mencerminkan nafas agama; ruangan yang bersih, teratur, dan barang-barang yang tertata rapi mencerminkan nafas keteraturan dan kebersihan; pengaturan tempat belajar dan suasana yang sunyi mencerminkan nafas kenyamanan dan ketenangan anak dalam melakukan belajar, pemilihan tempat tinggal dapat berisonansi untuk mengaktifkan, menggumulkan, dan menggulatkan anak-anak dengan nilai-nilai moral.
5.Penataan lingkungan fisik
Penataan yang melibatkan anak-anak dan berangkat dari dunianya akan menjadikan anak semakin kokoh dalam kepemilikan terhadap nilai-nilai moral dan semakin terundang untuk meningkatkannya. Hal tersebut akan terjadi jika orang tua dapat mengupayakan anak-anak untuk semakin dekat, akrab, dan intim dengan nilai-nilai moral.
6.Penataan lingkungan sosial
Dapat menghadirkan situasi kebersamaan antara anak-anak dengan orang tua. Situasi kebersamaan merupakan sarat utama bagi terciptanya penghayatan dan pertemuan makna antara orang tua dan anak-anak. Pertemuan makna ini merupakan kulminasi dari penataan lingkungan sosial yang berindikasikan penataan lingkungan pendidikan.
7.Penataan lingkungan pendidikan
Penataan lingkungan pendidikan akan semakin bermakna bagi anak jika mampu menghadirkan iklim yang menggelitik dan mendorong kejiwaannya untuk mempelajari nilai-nilai moral.
8.Penataan suasana psikologis
Dala hal penataan ini akan semakin kokoh jika nilai-nilai moral secara transparan dijabarkan dan diterjemahkan menjadi tatanan sosial dan budaya dalam kehidupan keluarga. Inilah yang dinamakan penataan sosiobudaya dalam keluarga.
Dari kedelapan pola pembinaan terhadap anak di atas sangat diperlukan sebagai panduan dalam membuat perubahan dan pertumbuhan anak, memelihara harga diri anak, dan dalam menjaga hubungan erat antara orang tua dengan anak.
Selain dari hal-hal yang telah di jelaskan di atas, ada beberapa hal lain yang harus di berikan orang tua kepada anak. Seperti dalam berbagai penelitian para ahli dapat dikemukakan beberapa hal yang perlu di berikan oleh orang tua terhadap anaknya, sebagai mana diungkapkan sebagai berikut:
1) Respek dan kebebasan pribadi.
2) Jadikan rumah tangga nyaman dan menarik.
3) Hargai kemandiriannya.
4) Diskusikan tentang berbagai masalah.
5) Berikan rasa aman, kasih sayang, dan perhatian.
6) Anak-anak lain perlu di mengerti.
7) Beri contoh perkawinan yang bahagia. (Ahmadi Abu, 1991 : 44)
Dari beberapa poin yang telah dikemukakan para ahli di atas dapat dipahami bahwa banyak hal yang harus dilakukan oleh orang tua dalam melakukan tugas serta peran mereka sebagai orang tua, yaitu harus respek terhadap gerak-gerik anaknya serta memberikan kebebasan pribadi dalam mengembangkan bakat serta menggali potensi yang ia miliki, orang tua dalam menjalani rumah tangga juga harus dapat menciptakan rumah tangga yang nyaman, sakinah serta mawaddah sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada anak-anaknya, orang tua harus memiliki sikap demokratis. Ia tidak boleh memaksakan kehendak sehingga anak akan menjadi korban, ia harus betul-betul mengerti, memahami, serta memberikan kasih sayang dan perhatian yang penuh. Orang tua yang tidak memenuhi peran dan tidak menjalankan tugas tugasnya seperti apa yang di jelaskan di atas, maka anak-anak hidupnya menjadi terlantar, ia akan mengalami kesulitan dalam menggali potensi dan bakat yang ia miliki
Conny Semiawan dan kawan-kawan menyatakan bahwa, “Orang tua perlu membina anak agar mau berprestasi secara optimal, karena kalau tidak berarti suatu penyia-nyiaan terhadap bakat-bakatnya. Pembinaan dilakukan dengan mendorong anak untuk mencapai prestasi yang sesuai dengan kemampuannya. Ada pula orang tua, karena tingkat pendidikan mereka sendiri terbatas, karena acuh tak acuh atau karena kurang memperhatikan anak, pendidikan anak, tidak peka dalam pengamatan ciri-ciri kemampuan anaknya”.
Seorang anak sangat memerlukan bimbingan kedua orang tuanya dalam mengembangkan bakat serta menggali potensi yang ada pada diri anak tersebut. Dalam rangka menggali potensi dan mengembangkan bakat dalam diri anak maka seorang anak memerlukan pendidikan sejak dini
Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi bagi pengembangan kepribadian anak dalam hal ini orang tua harus berusaha untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sesuai dengan keadaan anak. Dalam lingkungan keluarga harus diciptakan suasana yang serasi, seimbang, dan selaras, orang tua harus bersikap demokrasi baik dalam memberikan larangan, dan berupaya merangsang anak menjadi percaya diri. Pendapat lain tentang peran dan tugas orang tua adalah sebagai berikut, ”Komunikasi ibu dan ayah dalam keluarga sangat menentukan pembentukan pribadi anak-anak di dalam dan di luar rumah. Selanjutnya dikatakan bahwa seorang ayah umumnya berfungsi sebagai dasar hukum bagi putra-putrinya, sedangkan seorang ibu berfungsi sebagai landasan moral bagi hukum itu sendiri.”(Ali, 1995 : 30).
Tugas-tugas serta peran yang harus dilakukan orang tua tidaklah mudah, salah satu tugas dan peran orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah mendidik anak-anaknya. Sebab orang tua memberi hidup anak, maka mereka mempunyai kewajiban yang teramat penting untuk mendidik anak mereka. Jadi, tugas sebagai orang tua tidak hanya sekadar menjadi perantara makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga memelihara dan mendidiknya, agar dapat melaksanakan pendidikan terhadap anak-anaknya, maka diperlukan adanya beberapa pengetahuan tentang pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas penulis dapat memberikan suatu kesimpulan bahwa orang tua harus memperhatikan lingkungan keluarga, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, serasi serta lingkungan yang sesuai dengan keadaan anak. Komunikasi yang dibangun oleh orang tua adalah komunikasi yangn baik karena akan berpengaruh terhadap kepribadian anak-anaknya.
Referensi :
· http//;www.duniapsikologi.com
http://zaldym.wordpress.com/2010/07/17/peran-dan-fungsi-orang-tua-dalam-mengembangkan-kecerdasan-emosional-anak/
Continue Reading

PERGESERAN FUNGSI KELUARGA

Selasa, 08 Mei 2012 | 0 komentar

PERGESERAN FUNGSI KELUARGA

Keluarga adalah sebuah landasan pembentuk karakter pada setiap individu. Pada keluarga smua yang dibutuhkan oleh seseorang terpenuhi. Terutama kebutuhan-kebutuhan yang bersifat rohaniah yang berupa kasih sayang dan cinta kasih dan lain sebagainya. Namun pada saat ini yang demikian sudah tidak terjadi lagi dalam sebuah keluarga. Para orangtua lebih memilih jalan praktis dengan cara menitipkanya kepada instansi pendidikan terkait. Namun hal tersebut justru malah merubah peranan dan fungsi adanya sebuah keluarga. Karna fungsi dan peran keluarga sudah tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya, yang dampaknya akan sangat kelihatan pada kurang harmonisnya sebuah keluarga dan yang lebih sangat disayangkan apabila dampak – dampak tersebut mempengaruhi sikologis dan tingkah laku anak. Yang mungkin terdapat penyimpangan-penyimpangan prilaku, yang sebenarnya mereka lakukan hanya agar mendapat perhatian dari orang lain, Saya rasa itu sangat ironis sekali.

Akan tetapi hal-hal buruk yang di akibatkan oleh pergeseran fungsi keluarga tersebut dapat di cegah dengan sedikit meluangka waktu untuk tetap menjalankan fungsi keluarga. Agar fungsi-fungsi keluarga tersebut berjalan walaupun tidak terlalu efektif tetapi itu sangat berarti dalam sebuah keluarga. Adapun beberapa fungsi keluarga yang ada sebagai berikut:

1.) Pengawasan 3.) Perawatan 5.) Rekreasi 7.) Agama

2.) Perlindungan 4.) Pendidikan 6.) Sosialisasi

Dari sekian banyak fungsi keluarga diantaranya ada yang sudah bergeser adapula yang masih tetap pada posisinya. Dalam hal ini banyak sekali alasan ataupun penjeasan kenapa fungsi tersebut bergeser. Mulai dari alasan ketidakmampuan keluarga mengampunya secara terus menerus ada pula karna alasan waktu yang tidak ada dan alasan pekerjaan. Namun itu bukanlah alasan yang dapat digunakan untuk menggesaer fungsi keluarga dalam segalahal. Kenapa begitu? Karna pada dasarnya ketidakmampuan atau ketiadaan waktu untuk menjalankan fungsi keluarga tersebut dapat disiasati dengan meluangkan sedikit waktu untuk menjalankan peran tersebut. Karna pada saat menjalankan peranan tersebut pada setiap anggota keluarga akan terbangun sinergitas. Yang mampu menjadikan sebuah keluarga tersebut keluarga harmonis dengan perhatian dan kasih sayang yang melimpah.

Namun dalam kontek pelaksanaan nya memang semua fungsi tersebut tidak mungkin terpenuhi secara utuh. Harus ada kerja sama dengan lembaga-lembaga terkait yang mampu memenuhi kebutuhan keluarga yang tidak dapat sepenuhnya di dipenuhi oleh keluarga itu sendiri. Dengan adanya kerjasama yang demikian maka akan terpenuhilan semua kebutuhan dalam sebuah keluarga, baik kebutuhan materil, moril, maupun pendidikan. Adapun bebrapa peran keluarga yang harus memanfaatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait adalah sebagai berikut:

1.) Pengawasan 3.) Rekreasi

2.) Pendidikan 4.) Agama

Keempat fungsi keluarga tersebut adalah sebagian yang tidak dapat sepenuhnya dipenuhi oleh keluarga. Dan membutuhkan lembaga-lembaga lain untuk membantu menjalankan fungsi keluarga tersebut. Contohnya saja pada pendidikan, para orangtua akan merasa lebih percaya apabila anak-anaknya mendapatkan pendidikan dari instansi prndidikan terkait sepeti SD, SMP, SMA sederajat. Dan begitu pula dengan para anak, mereka kelihatan lebih baik. Karna dengan begitu mereka akan banyak berbaur dan bergaul dengan orang lain. Yang mana hal tersebut dapat memupuk pengetahuan sosial dan dapat langsung di praktekan dalam kehidupan keseharianya.

Namun dalam hal ini ada juga fungsi keluarga yang tidak bergeser dari jalurnya. Mungkin hal tersebut lebih dikarnakan hal tersebut mudah untuk dilaksanakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga tersebut. Adapun fungsi keluarga tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan 3. Sosialisasi

2. Perawatan

Dalam menyikapi persoalan yang sebenarnya cukup pelik ini, tidak ada yang dapat disalahkan ataupun dibenarkan. Ataupun siapa yang bertanggung jawab dalam hal pergeseran fungsi keluarga tersebut. Dalam hal ini sebenarnya peran kedua belah pihaklah yang bertanggungjawab dan menjadi rujukan pengambilan sikap dan keputusan tersebut. Sehingga tidak ada yang merasa dirugikan ataupun memanfaatkan keadaan yang sedemikian untuk kepentingan pribadi. Selain itu tujuan dari terbentunya keluarga dapat tercapai dengan kerjasama kedua belah pihak.

Continue Reading

WAWASAN NUSANTARA

| 0 komentar

WAWASAN NUSANTARA

Dewasa ini kita ketahui bahwa sangat sedikit sekali menemui orang yang mengetahui apa itu nusantara. Kebanyakan dari mereka menjawab tidak tau ketika di tanya mengenai indonesia dan nusantara. Mereka cenderung acuh dan seperti tidak ingin mengetahui apa itu nusantara, apa yang ada di dalamnya, dan bagaimana sistem kepemerintahan yang berlaku di dalamnya. Dikarnakan oleh apa mereka begitu, atau alasan apa yang menyebabkan mereka begitu tidak banyak yang tau. Akan tetapi apapun alasan mereka itu smua tidak dapat di benarkan, karna dampak dari itu smua akan menyebabkan kebodohan ataupun pembodohan bagi diri sendiri maupun bagi bangsa ini sendiri. Oleh karna itu penanaman dan pemahaman tentang wawasan nusantara itu sangat penting bagi setiap individu, agar tidak terjadi pembodohan lagi. Adapun wawasan nusantara tersebut akan sedikit di kupas pada kali ini. Adapun wawasan nusantara tersebut adalah sebagai berikut.

A. Pengertian Wawasan Nusantara

Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah sebagai berikut:Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber dari Pancasila berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya denagan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.[1] Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.

B. Latar belakang

1. Aspek sejarah

Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.

2. Aspek kewilayahan nusantara

Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.

3. Aspek sosial budaya

Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda – beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.

4. Ajaran Wawasan Nusantara

Wawasan nasional Indonesia merupakan wawasan yang dikembangkan berdasarkan teori wawasan nasional secara universal.

5. Paham Kekuasaan Indonesia

Bangsa Indonesia berfalsafah dan berideologi pancasila menganut paham tentang perang dan damai : “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. Ajaran wawasan nasional bangsa Indonesia menyatakan bahwa : ideology digunakan sebagai landasan idil dalam menentukan politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi geografi Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya ditengah-tengah perkembangan dunia.

6. Geopilitik Indonesia

Pemahaman tentang kekuatan dan kekuasaan yang dikembangkan di Indonesia didasarkan pada pemahaman tentang paham perang dan damai serta disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi Indonesia.Sedangkan pemahaman tentang Negara Indonesia menganut paham Negara kepulauan, yaitu paham yang dikembangkan dari asas archipelago yang berbeda dengan pemahaman archipelago dinegara-negra Barat pada umumnya.

C. Fungsi

Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.

Wawasan nusantara sebagai konsep ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.

Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut (low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari garis yang menghubungkan titik – titik ujung yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.

D. Tujuan

Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:

Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial“.

E. Implementasi

1. Kehidupan politik

Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps diplomatik ebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.

Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai denga hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional.

Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa.Contohnya seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Kehidupan ekonomi

Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antar daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.

Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan perindustrian. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

3. Kehidupan sosial

Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan sebagai implementasi dalam kehidupan sosial.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :

a) Pengembangan budaya Indonesia

Untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.

b) Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi

antara masyarakat yang berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.

4. Kehidupan pertahanan dan keamanan

Membagun TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu :

c) Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.

d) Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif.

karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang menganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.

Dari sedikit penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa wawasan nusantara adalah wawasan atau pengetahuan mengenai keadaan dan apa yang ada di dalam negara ini. Baik dari sisi pertahanan, perekonomian, letak geografis, aspek-aspek penunjang lainya, yang keseluruhanya sebenarnya menjadi satu kesatuan yang dikemas dalam wawasan nusantara yang saya kira wajib diketahui setiap warga negara. Sebagai pengetahuan yang dapat dijadikan bekal dalam pergerakan ataupun apa yang akan kita lakukan kelak pada bangsa ini.

Continue Reading

PIRAMID MODE PENDIDIKAN

Sabtu, 05 Mei 2012 | 0 komentar

PANDANGAN DARI TIGA METODE PEMBELAJARAN

Dewasa ini kita ketahui sudah banyak sekali teori yang di pake dalam metode pembelajaran. akan tetapi kerangka utamanya dalam metode pembelajaran tersebut masih dipakai hinggga sekarang. Dan dalam proses pembelajarn baik itu formal maupun non formal ada di antaranya kita jumpai beberapa metode yang di pakai. Diantaranya ada tiga metode yaitu :
1. Pembelajaran menggunakan metode privat

Kalau di lihat dari segi materil, biaya yang dibutuhkan untuk menggunakan metode ini dapat di bilang relatif lebih mahal. Karna mendatangkan guru privat yang hanya khusus mengajar di sebuah tempat yang hanya di peruntukkan untuk seseorang saja. tetapi kalau dari segi pemahaman pembelajaran dengan metode ini bisa di bilang lebih baik, karana pengajar dan yang belajar dapat belajar dengan tenang dan dapat fokus pada apa yang di ajarkan. Dan dapat menanyakan secara leluasa mengenai materi yang di berikan. Akan tetapi dalam metode ini selain mahal juga kadang timbul kejenuhan yang dikarnakan tidak ada teman yang lain yang dapat memacu smangat persaingan dalam pemahaman.
Continue Reading

PERPUSTAKAAN DESA

| 0 komentar

PERPUSDESA SEBAGAI UPAYA MENAMBAH WAWASAN DAN MENCERDASKAN MASYARAKAT


=sebuah konsep pemikiran ideal yang belum terwujud.

Dewasaini kita ketahui lembaga pendidikan sudah banyak bertebaran dimana-mana. Namun padanyatanya pendidikan hanya di enyam oleh orang-orang yang memiliki finansiallebih. Yaitu orang-orang dengan pengahasilah di atas rata-rata kebutuhansehari-hari. Walaupun memang ada yang dapat mengenyam pendidikan tapi kalaupunada itu tidak banyak. Sangat ironis sekali ketika jaman sudah se modern inikita masih menemui orang-orang yang tidak mengenyam pendidikan setidak-tidaknya memenuhi wajar, yaitu wajib belajar sembilan tahun, apalagikalau sampai ada yang buta huruf.
Namunpada kenyataanya bangsa kita di hadapkan dengan kenyataan pahit itu. masihbanyak orang-orang di luar sana yang belum mengenyam pendidikan, sepertisaudara-saudara kita yang ada di daerah pingiran yang terisolir dan terasingkanoleh moderenitas. Namun yang menyedihkan lagi kalau hal tersebut terjadi dilingkup perkotaan yang notabene nya sekolah-sekolah dan lembaga pendidikandimana-mana. Hal-hal tersebut adalah sekelumit contoh kegundahan terhadappermasalahan bangsa ini.
Disinisaya sebagai seseorang yang berada di lingkungan keduanya kok lama-lama merasamiris dan risi dengan keadaan ini. saya mulai berfikir bagaimana jika suatusaat saya dapat mendirikan tempat belajar dan perpustakaan yang kondusif dan dapatdi akses oleh semua kalangan. Hal tersebut terlintas dalam pikiran saya karnasebenarnya keingintahuan say akan suatuhal tinggi, namun saya di benturkan padakenyataan bahwa kenyataan bahwa manusia itu mempunyai sifat pelupa. Sehingga yangberfikiran untuk membuat hal tersebut.
Denganbegitu ketika saya lupa akan sesuatu dalam konteks keilmuan tersebut saya dapatmembacanya kembali. Namun itu bukanlah tujuan utama dari pemikiran ini, tujuanutamanya adalah upaya mencerdaskan masyarakat sekitar tempat tinggal saya. Purpustakaantersebut akan saya buat di sekitar rumah saya, kena selain tempatnya strategisjuga berada di jalur utama keluar dari desa. Sehingga disitu akan lebih banyakdiketahui orang dan mudah di akses.
Danmengenai keinginan saya ini, saya akan mengemasnya dalam bentuk dan desaintempat seperti tempat bermain ataupun ngumpul anak-anak kecil maupun untukremaja. Kenapa begitu? Karna disaat mereka berada disana melakukan aktifitas,ntah itu belajat ataupun hanya sekedar duduk dan membaca buku mereka dapatmerasa nyaman berada di tempat tersebut. Dengan kenyamanan tersebut mereka akanbetah dan mau berlama-lama berada di tempat tersebut. Dengan begitu setelahbetah berada di tempat itu maka pikiran mereka otomatis akan terusik danpenasaran dengan apa yang ada di sekelilingnya yaitu buku. Mereka kan mulaimembaca apa yang menurut mereka menarik, dan lama kelamaan hal-hal seperti itudapan menjadi sebuah kebiasaan baik yang dapat mencerdaskan dan meluaskanwawasan mereka.
Denganbegitu saya berkeinginan agar pendudukan yang berada di desa saya khususnyaataupun desa-desa lainya menjadi berwawasan luas dan berpengetahuan yang tinggiwalaupun pada nyatanya mereka tidak mengenyam pendiddikan formal. Dan hal-haltersebut akan berdampak pada kualitas pembicaraan, pergaulan, perbuatan, dankesadaran masyarakat tentang pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Merekaakan dapat berfikir efektif memikirkan solusi yang baik tanpa harus menungguperintah dari pemerintah. Setelah itu terbentuk maka pegembangan desa pun akancepat terlaksana, dan penekanan dan permainan harga yang diakukan oleh pihak PTtempat penyetoran hasil kebun tidak terjadi lagi. Bahkan merekalah yang harusberada dalam kendali msyarakat, sehingga penghasilan mereka cenderung stabildan dapat dipakai untuk mensekolahkan anak-anank mereka kelak ke jenjang yanglebih tinggi. denagn begitu mereka akan mendapat penghidupan yang lebih layak di kemudian harinya.
Continue Reading
 
Support : Creating Website | Alip Template | Mas Template
Copyright © 2011. kodok ijo - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger